Kemendes PDTT Dorong Data Indeks Desa Membangun (IDM) 2023 Jadi Instrumen Perencanaan Pembangunan Desa
MERDESANEWS.COM. Program Pemutkhiran Indeks Membangun Desa (IDM) menjadi program andalan yang dikelola oleh Kementerian Desa (Kemendes) PDTT. Data IDM tersebut berfungsi sebagai data dasar yang menjadi rujukan dalam penyusunan kebijakan pembagunan desa baik dari level pusat, provinsi, kabupaten hingga tingkat desa.
“Indeks Desa Membangun adalah salah satu strategi dalam mewujudkan pembangunan desa berbasis data. Selama ini indeks desa membangun belum sepenuhnya dijadikan dasar dalam perencananaan pembangunan desa, dikarenakan data yang keliru yang mengakibatkan perencanaan yang keliru sehingga program dan kegiatan yang disusun juga keliru serta tidak menghasilkan apa-apa bagi desa ” ungkap M. Fachri, Direktur Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan Kemendes PDTT.
M. Fachri yang ditemui saat mengisi materi Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Indeks Desa Membangun (IDM) 2023 pada Jumat (14/4) dihadapan 170 Tenaga Pendamping Profesional (TPP) atau Pendamping Desa se-Kabupaten Malang dan Kota Batu menambahkan bahwa IDM ibaratnya berfungsi sebagai Kompas bagi desa untuk menjadi rujukan menentukan arah perencanaan pembangunan desanya. Sehingga diperlukan keseriusan desa dalam melakukan pendataan dengan valid.
”IDM ini ibaratnya sebuah Kompas bagi desa, dokumen IDM yang berisi rumusan-rumusan yang terbagi dalam 3 Indeks yaitu Indeks Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan Ekonomi dan Indeks Ketahanan Ekologi / Lingkungan selain untuk menentukan status desa juga menjadi rujukan arah kebijakan perencanaan pembangunan desa. Peran Pendamping Desa menjadi penting disini untuk mengawal bahwa proses pemutakhiran data IDM agar valid dan nantinya bisa dijadikan pedoman desa. Dengan data desa yang akurat, mutakhir dan dapat dipertanggungjawabkan, maka pemerintah desa dapat memanfaatkan data desa tersebut untuk penyusunan RKP atau RPJM Desa,” imbuh Fachri.
Sementara itu Mustakim, Subkor Datin Ditjen PDP Kemendes PDTT yang juga turut hadir dalam acara tersebut menyatakan bahwa data desa dalam Indeks desa membangun tahun 2023 merupakan penyempurnaan dari tahun 2022, dimana jika pada tahun 2022 terdapat 794 template data isian yang dilengkapi tahun 2023 ini menjadi 1511 template data isian.
“Tahun 2023 ini, ada penambahan 13 template kuisioner yang tidak terpotret ditahun sebelumnya seperti perangkat desa, identifikasi desa model, potensi wisata desa, kawasan hutan, kawasan tambang, kawasan perkebunan, kawasan pesisir pantai, konvergensi stunting, rumah tidak layak huni, rumah tangga yang belum terfasilitasi listrik, diversifikasi produksi tanaman pangan, komoditas produk kepasar domestik dan ekspor serta gudang pangan desa”, ungkap Mustakim, , dalam sesi Bimtek saat menjawab berbagai kendala dan pemahaman terhadap pengisian data IDM 2023 melalui simulasi tes langsung pengisian IDM 2023.
TPP Kab Malang-Batu Jatim Menjadi yang Pertama Menerima Bimtek Secara Langsung
Pada acara Sosialisasi Bimtek IDM 2023 yang dilaksanakan di Aula BPSDM Pemprov Jatim ini, TPP Kab. Malang dan Kota Batu menjadi yang pertama menerima sosialisasi secara langsung pasca sosialisasi resmi kemendesa beberapa waktu lalu. Hal ini terjadi menyusul derasnya permintaan dari sejumlah pihak agar Sosialisasi dan Bimtek IDM yang pertama di luar Jakarta oleh Kemendesa itu bisa dinikmati para pihak dengan lebih luas.
“TPP Kab. Malang dan Kota Batu menjadi yang pertama menerima sosialisasi secara langsung pasca sosialisasi resmi kemendesa beberapa waktu lalu. Semoga nanti acara Bimtek yang akan disajikan Pak Mustakim bisa juga dilakukan secara Online sehingga bisa lebih banyak pihak yang menikmati sosialisasi IDM 2023 ini,” kata Fachri.
Sementara itu, Maulana Sholehuddin, Koordinator TPP Zona Kab Malang, Blitar, Tulungagung dan Trenggalek, yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan agar Pendamping Desa Kab Malang lebih serius dan terus meningkatkan kapasitasnya dalam pendampingan desa, termasuk mengawal pemutakhiran IDM 2023. Maulana mengibaratkan bagaimana proses pengembangan Islam di Mekkah dan Madinah oleh Nabi Muhammad SAW yang bertipologi “desa”.
”Kerja-kerja Pendampingan desa adalah kerja yang mulia. Di zaman Nabi Muhammad SAW ada proses di Mekkah dan Madinah yang jika ditilik kembali memiliki kemiripan tipologi dengan perdesaan. Sahabat-sahabat Pendamping Desa harus lebih yakin dan percaya diri bahwa kerja-kerja kita adalah tugas yang mulia. Konsekuensinya adalah keseriusan dan komitmen kita harus berlipat,” ujar Maulana.
Sementara itu, Koordinator Kabupaten (Koorkab) Pendamping Desa Kab Malang, Winartono juga menekankan kepada jajarannya Pendamping Desa se-Kab Malang agar lebih solid dan terus memperkuat komitmen dalam Pendampingan Desa mengingat semakin bertambah tahun semakin bertambah pula tantangan dan permasalahan di desa dampingan.
Pengawalan pemutakhiran IDM 2023 ini harus kerja ekstra agar dapat dihasilkan data pemutakhiran yang valid dan benar-benar bisa menjadi pedoman perencanaan pembangunan di desa dampingan masing-masing.
Winartono juga mengungkapkan bahwa hal yang sangat membanggakan bagi Tenaga Pendamping Profesional (TPP) Kabupaten Malang dan Kota Batu, Jawa Timur, pasalnya TPP Kabupaten Malang mendapat “privilege” dari Kementrian Desa Pembangunan Derah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dalam Sosialisasi dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Indeks Desa Membangun (IDM) Tahun 2023 secara offline dan online secara bersamaan.
“Maturnuwun kagem Kemendesa yang diwakili Pak Fachri dan Pak Mustakim bersama tim yang berkenan hadir mengingat target Pemkab Malang yang tinggi untuk status Desa Mandiri hingga 150% serta semua desa berkembang bisa jadi desa maju secara keseluruhan alias Zero Desa Berkembang,” kata Winartono. [redfero]