PKB : Prabowo-Gus Muhaimin Harga Pasti Capres-Cawapres 2024

MERDESANEWS.COM. Masa depan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang dibesut oleh PKB dan Gerindra semakin menunjukkan progress menjanjikan. Hal tersebut nampak saat acara Halal Bihalal antara Gerindra dan PKB pada 29/4 lalu di markas Gerindra.
Gus Muhaimin yang didampingi Sekjen PKB Hasanudin Wahid dan jajarannya bertemu dengan Prabowo beserta jajarannya terlihat sangat sumringah (:gembira) saat berjalannya acara pertemuan tersebut.

Pasca pertemuan tersebut, kubu PKB dalam wawancara online yang dilakukan oleh salah satu TV Nasional menyatakan optimismenya tentang masa depan duet Capres-Cawapres Prabowo-Gus Muhaimin. PKB yang diwakili Wasekjen Syaiful Huda dalam wawancara tersebut menyatakan bahwa PKB-Gerindra makin solid mengusung Prabowo-Gus Muhaimin dengan harga pasti.
” Tagline-nya pada kesempatan pertemuan (Halal Bihalal) kemarin, PKB-Gerindra makin solid dan optimis menatap masa depan. Soal duet Prabowo-Muhaimin jawabannya : Harga Pasti,” ujar Syaiful.
Namun demikian, PKB tetap akan menunggu perkembangan politik kedepan. Terkait juga ada potensi partai-partai lain yang akan bergabung ke dalam koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.
” Kita lihat sambil menunggu perkembangan politik kedepan. Termasuk ada beberapa partai yang ingin bergabung. Ibarat rumah tangga, Prabowo dan Gus Muhaimin adalah suami-istri di dalam rumah bersama, dan akan menerima tamu dan sedang kita persiapkan dimana, ketika Golkar mau bergabung mungkin bisa di ruang tamu, atau di teras rumah atau di dalam rumah sedang kita diskusikan karena Pak Airlangga (Ketum Golkar) dan partai lain ingin menjadi bagian koalisi Kebangkitan Indonesia Raya,’ imbuh Syaiful.

Terkait posisi Gus Muhaimin apakah Capres atau Cawapres, Syaiful Huda menyatakan bahwa jika merujuk amanat Muktamar PKB yang memandatkan Gus Muhaimin sebagai Capres, tentu karena perolehan suara PKB tidak sampai 20% PT pasti ada kompromi.
” Sejak dari awal PKB komitmen untuk memegang fatsun politik, kami sudah berkomitmen ketika sudah bersepakat dengan partai tertentu untuk kerjasama kami akan mempertahankan itu sampai di titik akhir. Pada konteks konfigurasi dan fatsun politik dimana dalam koalisi PKB-Gerindra secara perolehan kursi dan suara lebih besar Gerindra, tentu fatsun politik itu kita pegang. Walaupun Muktamar memandatkan Gus Muhaimin sebagai Capres, tentu kita akan berkompromi terkait koalisi dengan Gerindra kita dibawah perolehan kursinya, paling tidak kita sebagai Wakil Presiden,” ujar Syaiful.
Pasca PDIP Usung Ganjar, Prabowo-Gus Muhaimin Makin Diatas Angin
Konfigurasi Capres-Cawapres pasca PDIP menetapkan Ganjar Pranowo sebagai Capres justru membuat Prabowo-Gus Muhaimin bakal makin diatas angin. Hal tersebut disampaikan salah satu pengamat sosial politik dari Labsospol Merdesa , Angga Crutu.
” Kejadian PDIP menetapkan Ganjar sebagai Capresnya, justru memberikan efek balik yag signifikan bagi Prabowo-Gus Muhaimin menjadi makin diatas angin. Selain karena hasil survey-survey masih menempatkan duet ini stabil di posisi teratas, popularitas yang kuat baik ketokohan maupun secara media, faktor basis partai baik Gerindra maupun PKB sangat solid dan gerakan kadernya kuat. Dibandingkan dengan Ganjar yang seolah akan berdiri seorang diri, karena juga sulit menentukan wakilnya dari stok tokoh yang ada yang bisa menambah kue suara nantinya. Ini benar-benar secara tidak sadar makin mendongkrak Prabowo-Gus Muhaimin,” ujar pengamat dari Malang, ini.

Angga menyoroti bahwa selain Gerindra terbukti stabil perolehan suara di posisi teratas dalam 2 kali Pemilu lalu, faktor PKB dan Gus Muhaimin juga sangat menentukan. Ia mengamati bahwa PKB sudah ber-tranformasi sangat baik menjadi partai yang modern dibawah kepemimpinan Gus Muhaimin.
” Basis dan suara Gerindra jelas terbukti, berikutnya adalah PKB sudah ber-transformasi menjadi sangat modern. Memiliki basis utama kaum Nahdliyin (Ormas terbesar) dan jejaring program maupun kader-kadernya yang memegang Kementerian vital yang bersentuhan langsung dengan Grass Root utamanya Kementerian Desa PDTT dan Kementerian Ketenagakerjaan. Kinerja 2 Kementerian ini sangat efektif mengoleksi kekuatan suara kaum menengah dan marginal yang mengisi porsi besar dalam setiap kontestasi Pemilu. Di dunia maya, kekuatan netizen penggerak dari PKB juga massif, lengkaplah sudah modernisasi di tubuh PKB. Dan Pemilu lalu-lalu terbukti bahwa gerakan netizen yang menyasar kaum milennial dan terdidik cukup efektif mendongkrak elektabilitas,” imbuh Angga.
Lebih jauh, ia menganalisa bahwa faktor ketokohan Gus Muhaimin yang sangat efektif menjadi jangkar bagi bergabungnya Partai dan entitas kelompok lainnya.
” Prabowo juga diuntungkan dengan keberadaan Gus Muhaimin, tokoh yang masih muda namun bisa diterima secara legowo oleh entitas politik manapun. Ibaratnya Gus Muhaimin adalah pemain jangkar yang berpotensi besar mengunci tambahan dukungan dari pundi-pundi suara kubu lain. Apalagi selama ini Ia juga menjalankan roda PKB menjadi partai yang mampu berjejaring dengan kekuatan politik manapun baik dalam pemenangan Pemilu maupun paca Pemerintahan terpilih terbentuk. PKB senantiasa eksis dalam Pemerintahan siapapun, bahkan mungkin jikapun nanti tidak menang. Itu point plus juga bagi kader penggeraknya, karena mereka akan sangat enjoy menggalang dukungan dan kader penggerak PKB yang merupakan aset berharga. Dan jika nanti ada 3 pasangan yang bertarung Prabowo-Gus Muhaimin, Ganjar, dan Anies, maka kemungkinan Pilpres 3 putaran terjadi menyisakan Prabowo-Gus Muhaimin dengan Ganjar atau Anies. Jika itu terjadi anda bisa menebak sendiri pemenangnya, siapa dan kubu mana yang akan bergeser kemana,”tutup Angga. [redfero]