Analisa Pilpres 2024 : Prabowo 43,5% Vs AMIN 37,3% Maju Putaran Kedua

MERDESANEWS.COM. Laboratorium Sosial Politik (Labsospol) Merdesa, sebuah lembaga kajian yang berpusat di Malang, Jawa Timur merilis hasil analisa untuk memprediksi hasil Pilpres 2024 mendatang. Adapun analisa dilakukan dengan berbagai pisau analisa berbasis data riil statistik kepemiluan. Pasca rilis prediksi di buan September 2023, kini dirilis prediksi terbaru yang dilakukan setelah masa kampanye tuntas pada tanggal 11 Februari 2024 setelah menganalisa tambahan dari sekian rangkaian pergerakan masing-masing Capres-Cawapres beserta parpol-parpol pendukungya pasca ditetapkan menjadi Paslon dan melaksanakan masa kampanye.
Direktur Labsospol Merdesa, Dnadyaksa T dalam rilisnya menyatakan (minus PKN dan Partai Buruh yang tidak secara resmi menyatakan dukungan ke Paslon) bahwa pada akhirnya Pilpres diprediksi dalam 2 putaran sebagaimana hasil kajian & rilis di September 2023 lalu. Dengan konstelasi Paslon yang sekarang ada yaitu Anies-Muhaimin (AMIN), Prabowo-Gibran, Ganjar-Mahfud diprediksikan yang akan lanjut running ke putaran kedua adalah Paslon Anies-Muhaimin Vs Prabowo-Gibran.
” Seperti dalam kajian awal kami di bulan September 2023 (sebelum Gibran & Mahfud terpilih menjadi Cawapres), memang pasca ditetapkan lengkap paslon dan pergerakan kejadian-kejadian di masa kampanye membuat potensi-potensi perubahan (penguat atau sebaliknya pen-degradasi) dalam kajian. Kami juga matai & analisa pergerakan Parpol-parpol pendukung & tim-tim independen pendukung sejauhmana mereka melakukan manuver-manuver yang dapat berkontribusi positif atau sebaliknya men-degradasi suara paslonnya. lebih dari itu, sesuai basis metode kami dalam membuat analisa adalah tren statistika kepemiluan, hasil perolehan & stabilitas suara parpol pendukung di pemilu-pemilu sebelumnya yang kemudian dikompilasi dengan potensi perolehan suara masing-masing parpol di Pileg 2024 ini. Ada pergeseran-pergeseran memang ketika memasuki masa kampanye , namun hasilnya kajian kami tidak berubah banyak tetap pada akhirnya Paslon Aines-Muhaiman dan Prabowo-Gibran akan finish 2 besar perolehan suara yang nantinya akan bertarung di putaran 2. Paslon Prabowo-Gibran akan memenangkan putaran 1 dengan suara 46%, disusul Anies-Muhaimin 37% dan Ganjar 20%. Para pembaca bisa melihat dari hasil kajian kami secara detil, sehingga memahami secara utuh.″, Ujar pria yang akrab dipanggil Dana ini.

Dana juga menyatakan bahwa sebagai sebuah “laboratorium”, Labsospol Merdesa tidak pernah menggunakan metode survey dalam membuat prediksi-prediksi. Namun lebih mengutamakan pijakan data statistik untuk lebih mendekati pada hasil riil nantinya mengingat tren statistik pemilu dari waktu ke waktu bisa dianalisa.
Prediksi Fenomena Pilpres 2024 ; Adu Kekuatan Mesin Suara Parpol Pendukung
Dari berbagai analisa & analisa Pilpres 2024 (tersaji di bagian bawah) dan melihat peta konsolidasi demokrasi yang makin terkutub dan minimnya ruang gerak antitesa-antitesa tokoh maupun rezim, maka diprediksi fenomena di Pilpres 2024 mendatang hampir dikatakan tidak akan mungkin terjadi lagi X-Factor, yaitu faktor-faktor booming-booming elektoral sebagaimana kejadian di Pipres 2004 dan 2014 lalu. Dua periode pemerintahan Jokowi sudah cukup dianggap mumpuni dan dianggap berakhir “Happy Ending” menjadi sulit memunculkan gerakan antitesanya. Diawal-awal memang muncul fenomena manuver Surya Paloh dengan Nasdemnya mencoba memunculkan sosok Anies Baswedan sebagai X-Factor antitesa Jokowi untuk mengusung perubahan. Namun seiring waktu, terjadi pergeseran setelah mengkalkulasi mesin parpol pendukung (Nasdem, PKS, Demokrat) diperkirakan tidak cukup tangkas mengusung gesekan keras ide perubahan. Dan akhirnya terkoreksi saat Demokrat mundur dari Koalisi Perubahan (kemudian berpindah ke kubu Prabowo, dan ditutup dengan memasukkan PKB ke dalam Koalisi dengan Muhaimin Iskandar menjadi Cawapres Anies. Koalisi yang banyak digenderangi oleh Surya Paloh ini sangat menghitung potensi fenomena yang akan terjadi di 2024, sehingga sangat jitu dengan menggaet PKB-Muhaimin untuk menjamin mesin suara benar-benar mengcover target kemenangan.
Sehingga dengan peta Capres yang tersaji sekarang : AMIN (Koalisi Nasdem, PKS, PKB, Partai Ummat), GANJAR (Koalisi PDIP,Hanura,PPP, Perindo), dan PRABOWO (Koalisi “gemuk” Gerindra, Golkar, PAN, PBB, PSI, Gelora, Garuda, Demokrat), maka fenomena di Pilpres 2024 akan tersaji lebih kepada adu gagasan, tawaran dan tentunya akan dipengaruhi mayoritas oleh kontribusi suara Parpol pendukung yang termanifestasi pada peta suara hasil Pileg 2024 nantinya. Adu mesin suara parpol pendukung akan menjadi faktor penentu di Pilpres 2024, sehingga analisa potensi raihan suara masing-masing suara Parpol harus jeli dibaca dengan melihat tren peta raihan Pileg dari pemilu ke pemilu sebagai modal memprediksi di 2024. Baik peta dominasi suara antar parpol di masing-masing wilayah maupun tren stabilitas suara parpol dilihat dari paling tidak dari 2 kali gelaran Pemilu 2024 & 2019. Pada akhirnya, fenomena konstelasi Pilpres 2024 nantinya diperkirakan akan mirip dengan Pilpres 2019, dengan X-Factor yang tidak terlalu muncul.

Tabel diatas menyajikan modal potensi suara parpol koalisi Capres yang mungkin dapat dijadikan pijakan menakar kekuatan dan peluang kemenangan berdasar basis perolehan suara parpol di Pileg 2019.
Koalisi Capres Prabowo memiliki tingkat modal suara Parpol pendukung tertinggi pada angka 54 Jutaan mengingat ada 7 parpol telah menyatakan bergabung di dalamnya. Namun demikian suara PAN dan Partai Gelora masih menjadi prediksi, dimana suara PAN di 2019 dimungkin terkoreksi besar oleh kehadiran Partai Ummat sebagai “pecahannya”, dan suara Partai Gelora diprediksi diraup dari pecahan suara PKS. Pada titik ini, potensi suara PAN dan PKS akan terdefisit.
Koalisi Capres-Cawapres AMIN berada di rangking kedua dengan mesin politik parpol pendukungnya memiliki modal suara 40 Jutaan dengan prediksi kontribusi partai baru (Partai Ummat) pada kisaran 4,2 Jutaan. Sebagai pecahan dari PAN, kontribusi suara Partai Ummat bisa diprediksikan mengingat potensi suara bisa dirumuskan dari existing suara PAN dan ceruk basis Ormas Muhammadiyah.
Berikutnya menempel ketat Koalisi Capres-Cawapres AMIN adalah Koalisi Capres Ganjar berada diurutan ketiga dengan modal suara parpol pendukung pada angka 39 Jutaan. Koalisi Capres Ganjar mayoritas hanya mengandalkan modal suara dari PDIP. Jika prediksi di Pilpres 2024 sangat minim X-Factor pengatrol suara dari suara non-parpol, maka modal suara tidak akan berpotensi bertambah signifikan.

Data diolah dan dirumuskan dari hasil Pileg 2019, menyisakan potensi suara Swing Voters sejumlah 3.256.744 suara yang berpotensi terdistribusi ke Partai baru : PKN,Partai Buruh dan potensi swing person.
Analisa Pilpres 2024 diatas juga menganalisa faktor pendegradasi & pengatrol suara kontribusi akibat dari potensi perpecahan internal parpol & Timses Independen (Projo, Prabu dll) dan tren kepemiluan. Berdasar kajian stabilitas suara parpol di kepemiluan, beberapa parpol pengusung di koalisi Capres Prabowo dimungkinkan paling besar memiliki potensi perpecahan suara di Grassroot. Sebagai salah satu analisa di koalisi ini dukungan suara Golkar dimungkinkan tidak akan 100% dari potensi raihan suara Golkar karena tren kontribusi suara partai tidak terkonversi maksimal terhadap suara Capres yang didukung. Di koalisi Ganjar ada faktor PPP yang juga dimungkinkan modal potensi suara PPP tidak akan maksimal 100% dikonversi menjadi suara Capresnya. Sedangkan daya dukung modal potensi suara parpol pendukung AMIN relatif kuat jika dilihat dari tren pemilu, sehingga dimungkinkan suara parpol pendukung akan terkonversi maksimal menjadi suara Capresnya. Kajian juga dilakukan dengan memperhitungkan kekuatan mesin partai dalam meraup swing voters (segmen voters perkotaan, intelektual, pemilih pemula dll). Data Pemilu 2014 menjadi pembanding untuk tambahan analisa degradasi suara dan booming X-Factor Jokowi.
Sedangkan potensi peta persebaran raupan suara per wilayah Pilpres 2024 disajikan dalam tabel dibawah ini :


————————————————————————————————————–