Meneropong Kesuksesan Program Ketahanan Pangan Desa Pakisaji
![](https://i0.wp.com/www.merdesanews.com/wp-content/uploads/2024/10/WhatsApp-Image-2024-10-10-at-12.03.39_881a1bc2.jpg?fit=640%2C360&ssl=1)
Oleh : Roihan Rikza*
MERDESANEWS.COM. Arahan Presiden Jokowi dalam penggunaan dana desa Tahun 2022 melalui Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2021 Tentang APBN Tahun 2022 memunculkan ketentuan diadakannya penguatan Program ketahanan pangan & hewani di desa. Pemerintah mematok minimal 20% Dana desa yang diterima desa untuk mendukung program tersebut hingga hari ini.
Menindaklanjuti hal tersebut, Menteri Desa PDTT Halim Iskandar menerbitkan Keputusan Menteri Desa PDTT Nomor 82 Tahun 2022 tentang Pedoman Ketahanan Pangan di Desa sebagai Guidance Pemerintah desa dalam dalam merencanakan, menganggarkan, dan melaksanakan program/kegiatan ketahanan pangan di Desa
Pendamping Desa sebagai ujung tombak Kementerian Desa PDTT di tingkal lokal desa telah bahu-membahu mengawal dan mendampingi desa untuk merencanakan dan melaksanakan program Ketahanan Pangan di desa agar sesuai dengan maksud dan sasaran yang akan diraih.
Salah satu keberhasilan pengelolaan program ini dapat dilihat di Desa Pakisaji, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang-Jatim. Program Ketahanan Pangan di tahun 2024 ini yang berupa budidaya melon sudah 2 kali melaksanakan panen. Budidaya melon jenis golden intanon ini sudah kedua kalinya dipanen dengan hasil panen kurang lebih 5 Kwintal pada Senin (7/10).
Hal ini menjadi trobosan tersendiri bagi Pemerintah Desa Pakisaji yang telah menjalankan dengan sukses realisasi Program dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Sebelumnya, sekitar 3 bulan yang lalu, Pemdes Pakisaji juga telah sukses memanen sebanyak 4,6 kwintal dengan kondisi buah melon yang cukup bagus.
Rencananya, di akhir tahun 2024 ini, Pemdes Pakisaji juga akan realisasi panen ketiga, sebagai bentuk tanggung jawab program ketahanan pangan dan bentuk perhatian dalam rangka konvergensi stunting di Desa Pakisaji.
Hendri Yulianto, Pendamping Lokal Desa (PLD) Kecamatan Pakisaji yang intens mendampingi salah satu program Kemendes PDTT ini, menyampaikan bahwa budidaya melon golden intanon ini, memanfaatkan media green house. Sebagai pengawal pemanfaatan Dana Desa, lanjutnya, tentu kami mensupport program seperti ini yang dampaknya bukan hanya sekedar realisasi program saja, tapi juga dapat dirasakan manfaatnya oleh warga. Bidikan utama program ketahanan pangan idealnya bisa berkelanjutan,
Sementara itu, salahs satu pelaku budidaya melon, Mochamad Bilal menjelaskan bahwa, dengan media green house menjadi salah satu sarana budi daya tanaman pangan yang diandalkan masyarakat. Sebab, waktu produksinya tidak tergantung cuaca. Panennya juga relatif lebih cepat. Umumnya, melon yang dikembangkan dengan metode konvensional baru bisa dipanen setelah berumur tiga bulan. Sedangkan melon yang dikembangkan di dalam green house tersebut sudah bisa panen dalam 2,5 bulan.
Bilal menyatakan juga bahwa Panen pertama saat pertengahan tahun lalu dapat sekitar 460 kilogram. Sedangkan panen kedua bisa diprediksi mencapai 500 kilogram. Sebab pada panen kedua ini, buah yang diproduksi ukurannya lebih besar. Satu buah rata-rata memiliki berat sekitar 1 kilogram. Dengan demikian, omzetnya pun lebih besar. Karena harga jualnya juga berbeda. Kalau yang pertama itu Rp 20 ribu per kilogram. Kemudian panen kedua Rp 23 ribu per kilogram.
Selain untuk operasional, hasil panen tersebut juga dimanfaatkan untuk penanganan stunting di Desa Pakisaji. Setidaknya, Rp 1 juta akan diberikan kepada kader stunting untuk dapat digunakan membeli telur dan daging. Sehingga, green house-nya juga dapat berkontribusi untuk mewujudkan ketahanan pangan. [rf41235]
![](https://i0.wp.com/www.merdesanews.com/wp-content/uploads/2024/10/WhatsApp-Image-2024-10-10-at-14.49.31_2f384251.jpg?resize=423%2C564&ssl=1)
* Penulis adalah Pendamping Lokal Desa Pakisaji