Berita & Literasi Desa

Berita & Literasi Desa

Putra Desa Lamongan ; dr. Latif, Anak Guru Madrasah dan Petani

Ada yang spesial di Aula lantai tiga Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) mendadak menjadi lautan haru, Sabtu pagi (26/7/2025). Enam dokter muda mengucap sumpah, menandai akhir perjuangan panjang mereka menempuh pendidikan kedokteran.

Namun, di antara enam dokter itu, satu sosok mencuri perhatian: dr. M. Abdul Latif Khamdilah, putra seorang guru madrasah dan petani dari pelosok Desa Siser, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Tangis bahagia pecah di sudut ruangan. Mahmudah, sang ibu, tak mampu membendung air matanya saat putra keduanya resmi menyandang gelar dokter. Tangis itu bukan karena sedih, melainkan karena tumpukan rasa syukur dan ingatan akan perjalanan panjang yang telah mereka tempuh bersama.

“Kami hanya punya semangat dan keyakinan bahwa pendidikan itu jalan keluar” tutur Mahmudah lirih.

Bersama suaminya almarhum Moh Fauzi, Mahmudah membesarkan empat anak dengan bekal sederhana: keikhlasan, kerja keras, dan doa. Fauzi adalah guru madrasah yang juga bertani untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya.

Tahun 2015, Latif diterima di Fakultas Kedokteran Unsoed lewat jalur prestasi dan beasiswa Bidikmisi. Itu menjadi titik terang di tengah keterbatasan ekonomi keluarga. Namun, jalan menuju gelar dokter tak sepenuhnya mulus. Pada 2021, sang ayah wafat. Dunia Latif sempat runtuh. Tapi pesan ayahnya tetap terpatri dalam ingatan:

“Terus belajar, terus berjuang. Allah akan bantu.”

Pesan itu menjadi bara semangat bagi Latif untuk terus melangkah.

Kini, perjuangan panjang itu tuntas sudah. Dalam balutan jas dokter, Latif berdiri tegak, menyambut pelukan dan air mata keluarganya.

“Alhamdulillah ya Allah, terima kasih,” ucap Mahmudah sambil memeluk erat putranya. Pelukan yang seolah menjadi jawaban dari doa-doa panjang seorang ibu.

Tak hanya keluarga inti, sejumlah kerabat turut hadir menyaksikan momen sakral itu. Ketiga saudara dr. Latif hadir lengkap: sang kakak sulung, M. Sabbihul Imam, serta dua adiknya, M. Rizal Ramli dan M. Nashrul Hidayat. Hadir pula pamannya, M. Khoirul Anam, bersama istrinya, Dian Firsha, serta Syarifuddin Zuhri, yang tak kuasa menyembunyikan rasa bangganya

“Saya bangga luar biasa. Anak desa bisa berdiri di sini, menjadi dokter, membawa nama keluarga dan kampungnya,” ujar Dian Firsha.

“Ini bukti bahwa mimpi siapa pun bisa terwujud, asal tak lelah berusaha dan berdoa.”

Senada, Syarifuddin Zuhrimenambahkan: “Hari ini saya menyaksikan sendiri bukti nyata kekuatan doa dan perjuangan. Latif membuktikan bahwa anak petani, anak guru madrasah dari pelosok desa bisa mencapai apa yang selama ini dianggap hanya milik mereka yang berkecukupan. Ini cambuk motivasi bagi kita semua.”

Komentar penuh makna juga datang dari kakak sulung Latif, M. Sabbihul Imam, yang selama ini menjadi saksi perjuangan adiknya:

“Kami tahu betul bagaimana Latif menempuh jalan panjang ini. Dia menapaki semua dengan sabar, dengan kerja keras dan tawakal. Hari ini, Allah menunjukkan bahwa tak ada yang sia-sia. Ini bukan hanya kebanggaan keluarga, tapi hadiah untuk almarhum ayah kami.”

Kisah dr. Latif bukan sekadar cerita sukses pribadi. Ini adalah gambaran nyata bahwa kemiskinan bukan penghalang, bahwa keterbatasan bukan akhir dari mimpi. Sebaliknya, dengan keyakinan, ketekunan, dan restu orang tua, mimpi setinggi langit pun bisa diraih.

Untuk mereka yang tengah bergulat dengan hidup, cerita ini menjadi cahaya. Bahwa jalan itu ada. Bahwa harapan itu nyata. Dan bahwa siapa pun, dari mana pun asalnya, layak untuk bermimpi—dan pantas untuk berhasil.

Warga Banyumas Ikut Bangga

Kisah keberhasilan ini juga dikomentari oleh orang nomor satu di Kabupaten Banyumas, Bupati Banyumas Sadewo Tri L, yang mengapresiasi keberhasilan dr. M. Abdul Latif Khamdilah, putra seorang guru madrasah dan petani dari pelosok Desa Siser, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur tersebut yang beberapa tahun sempat hidup di Tlatah Bumi Purwokerto, Banyumas tepatnya di Kampus Universitas Djendral Soedirman itu.

“Selamat dan sukses kagem dr. M. Abdul Latif Khamdilah, yang kini telah resmi menjadi dokter sehingga bisa beraktivitas profesi sesuai ilmu yang ditimba dari Fakultas Kedokteran Universitas Djendral Soedirman. Kami warga Banyumas juga ikut bangga, karena mimpi warga miskin untuk menjadi Dokter tetap bisa terfasilitasi oleh Negara sesuai Amanah UUD 1945. Tetap semangat dan jadilah Dokter Panutan untuk adik-adik dari keluarga tidak mampu agar tetap yaqin mengejar Cita-Citanya,” kata Sadewo pada Senin pagi (28/07/2025).

Apresiasi juga disampaikan mewakili warga Banyumas, dari tokoh masyarakat Cilongok, Kabupaten Banyumas, Ahmad Saifuddin yang juga Kepala Desa Kasegaran, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.

“Saya ikut terharu saat membaca true story yang disampaikan Redaksi , sebuah kisah inspiratif upaya anak manusia mengejar Asa dan Cita-Citanya. Kisah ini mesti dipublikasi terus agar cita-cita adik-adik dari keluarga tidak mampu tetap bisa terjaga untuk meraih sukses melalui jalur pendidikan, karena Negara akan selalu hadir untuk warganya yang mau berusaha keras. Gusti Allah Mboten Sare,” kata Saifuddin yang juga Wakil Ketua Umum DPP Asosiasi Kades Seluruh Indonesia (AKSI) kepada redaksi , pada Senin pagi (28/07/2025).

Warga Lamongan Salut Dan Bangga

Sekretaris Daerah Kabupaten Lamongan, Nalikan secara khusus menyatakan Salut dan Bangga karena warganya memiliki struggle, etos dan kegigihan dalam meraih cita-cita meski dari keluarga kurang beruntung, semangatnya seperti motto Kabupaten Lamongan yaitu Megilan.

“Salut dan Bangga, atas nama Pak Bupati, Pak Wabup, Pemkab dan warga Lamongan mengucapkan Selamat dan Sukses kagem dr. M. Abdul Latif Khamdilah, putera asli Lamongan yang kini telah resmi dilantik sebagai seorang dokter. Kisah ini sangat Inspiratif sekali, bisa jadi penyemangat untuk adik-adik siswa dari warga kurang mampu untuk tetap menggantungkan Cita-Cita setinggi Langit, InsyaAllah Pemkab Lamongan dan Negara akan selalu hadir demi pendidikan warganya,” ungkap Nalikan

Ucapan bangga juga hadir disampaikan oleh Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi yang juga adalah arek Lamongan Asli.

“Saya yang juga warga Asli Lamongan ikut Berbangga Hati atas kisah perjuangan dr. M. Abdul Latif Khamdilah, menapaki suka duka kehidupan dalam meraih Asa dan Cita. Saya juga pernah mengalami hal serupa saat menempuh pendidikan tinggi di Denpasar Bali di Fakultas Kedokteran Hewan era akhir 1990 an. Dari anak Desa Lamongan berupaya sukses dengan mengenyam pendidikan tinggi meski bermodal seadanya, kalau tekat dan semangat besar InsyaAllah Gusti Allah akan selalu memberikan jalan bagi Hamba-hambaNya yang mau berusaha dan tidak mudah putus asa,” kata Viva Yoga.[jaridesa]

Post Views: 32